2.1.16

Slow Living

Hi Eskrim,
Happy new year 2016,
gilaaa ga kerasa waktu berjalan super cepet banget dan sekarang sudah 2016...

Well...
Memutuskan untuk tetap back for good tahun lalu, dan akhirnya memutuskan AKHIRNYA MENIKAH adalah hal yang besar di tahun 2015.
tapi yang paling besar adalah ketika aku mulai belajar memahami bahwa hidup itu sayang banget jika dilewatkan begitu saja...

Okay, mari kita flashback...
Kerja di singapore membuat pikiranku hanya diisi oleh kompetisi akan uang, kehidupan modern, yang  aku akui sangat individual dan egois, aku bahkan tidak begitu kenal dengan flatmate. Acuh adalah alasan untuk tidak mencampuri urusan orang.
ketika aku balik ke Bali, aku mulai sadar jika ternyata pengaruh uang sangat besar dalam hidup aku... begitu aku mulai keluar dari zona nyaman, dimana aku tidak menghasilkan uang per bulan. Aku panik..bagaimana mungkin hidup kalau tidak bekerja, dengan kebiasaan gaya hidup hedonis, aku merasa powerless, apalagi ngeliat upload-an temen2 di sg dulu bagaimana mereka bisa travel, beli makeup mahal, belanja tanpa peduli harga.
Aku sempat terpuruk dalam masa adaptasi.


Lalu aku menemukan artikel tentang slow living. Majalah kinfolk adalah salah satu penerjemah slow living yang baik.

“If you don’t have the time to be slow, then you aren’t really living properly”

Slow living adalah konsep dimana kita lebih menghargai kualitas waktu. Dengan kata lain hidup kita itu sudah terlalu gampang, apapun bisa diakses langsung tanpa ada interaksi manusia, manusia bergerak sangat cepat, dan tanpa kita sadari, kita ternyata sudah berada dlm lingkaran ini.
Interaksi manusia sekarang minim banget, semua pegang gadget, pergi ke suatu tempat hanya untuk menunjukkan pada media sosial. Aku bahkan bisa tau tentang detail seseorang hanya dengan kepoin medsosnya...tanpa perlu berjabat tangan dan ngobrol. Penghargaan manusia terhadap sekitarnya itu sudah hilang, bayangin dulu di sg aku memiliki rutinitas yang bahkan aku ga sadari

bangun-mandi-take mrt-kerja-pulang-makan-ngemall/shopping-take mrt-mandi-tidur
begitu seterusnyaaaaa---eh udah senin lagi, aku ga pernah bangun pagi lalu enjoy udara pagi, membiarkan otakku istirahat dari kekejaman pekerjaan adalah hal yang langka.

Dan setelah memfollow banyak akun ig penganut #theartofslowliving, memperbanyak membaca buku, mengamati kehidupan dan esensinya, aku mulai slow down hidup aku.
Rutinitas aku berubah...

- aku mulai menikmati the useless thing yang tidak menghasilkan uang, menanam tanaman kecil, jalan kaki dan mengamati dedaunan liar, mengagumi mereka, merangkai bunga sendiri..

-membuat sesuatu yang aku anggap membuang waktu,
melukis, membuat green juice sendiri, bikin kue, memasak, menghargai tubuhku.

- aku berusaha tidak menuntut kesempurnaan, aku dilatih untuk detail melihat berbagai kesalahan dalam pekerjaan karena aku senior yang harus menjamin mutu bawahan aku dulu, tapi sekarang aku mulai belajar menghargai apa yang dikerjakan oleh orang lain walaupun bagi aku itu sangat tidak masuk standar aku. Dengan tidak berharap orang lain harus sesuai standard aku, ternyata itu bisa banget meredakan stress dan kekhawatiran aku selama ini tentang apapun.

- aku mulai memberikan kualitas dalam hari aku, walaupun itu tidak woow di media sosial.aku ngobrol dengan raa setiap sore tentang apapun, aku berusaha membatasi gadget ketika kita bareng, meluangkan waktu untuk ngobrol dengan keluarga walaupun dulu aku selalu malas berbasa basi.

- aku bersyukur pada Tuhanku, merubah complain menjadi rasa syukur, mengganti hal hal negatif menjadi vibe yang positif. Tidak lagi berpikir bahwa hidup aku harus menjadi yang terbaik.

-dan yang paling susah adalah mengesampingkan kekhawatiran tentang uang. Aku menerima pekerjaanku adalah pekerjaan yang tidak menghasilkan, tapi aku seneng banget bisa berbagi ilmu, bertemu dengan banyak mahasiswa yang punya talent untuk belajar desain, sharing banyak hal juga membuat hidup aku lebih berkualitas. Ketika aku mulai menikmati dan dihargai, aku percaya uang akan datang.


Mungkin bagi beberapa dari kalian yang membaca ini menganggap apa susahnya melakukan itu,  bagi aku, ini adalah hal yang butuh waktu. Tapi seriuuussssss....kita semua memang butuh men slow down kan diri kita, recharge life, hidup ga selamanya berlomba-lomba mencari uang, coba kalian stop, jeda, tarik napas, keluar box kerja sebentar....nikmati udara yang Tuhan kasi, dengerin suara disekitar kalian..
Yeah, mungkin aku agak naif tentang ini, tapi aku sekarang menikmatinya, ternyata hidup itu sudah sangat indah tanpa tuntutan apapun, apalagi aku sekarang tinggal di Ubud, dalam komunitas  orang orang yang sudah bisa membalance-life kan hidup mereka. Kerasa banget yang ke charge itu adalah hati dan pikiran.

Nah, semoga di tahun 2016 ini, aku bisa sukses menjalani konsep hidup baru aku yang slow...
aku ingin tahun 2016 ini hidup aku berkualitas. Yeayyyy!!!!!!
once again, Happy new year,,

chu
Uniy
split leaf philodendron buat interior living room

rosemary yang wangi aku taruh di dapur


tanaman kribo yang aku pakai pas nikahan dan sekarang jadi dekor dapur & pantry